TENTANG
Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) merupakan konsorsium lembaga yang memiliki concern dan kapasitas pada pendidikan pemilih dalam rangka penguatan politik masyarakat sipil dan sendi-sendi demokrasi di Indonesia. JPPR digagas dan dibentuk tahun 1999 di Yogyakarta saat politik dan demokrasi di Indonesia sampai pada puncak perubahan yang dikenal dengan era Reformasi Pengalaman Kemitraan JPPR adalah dengan The Asia Foundation pada pada tahun 1999, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 tentang pemantauan, pendidikan pemilih, survey pemilih dan penelitian.
Kemitraan dengan JICA FOUNDATION tentang Penyiaran publik pada tahun 2004. Kemitraan dengan UNDP tentang pendidikan pemilih pada tahun 2004 serta kemitraan dengan Partnership tentang pemantauan Pemilu pada tahun 2009. Pada pemilu legislatif tahun 2004, JPPR kembali melakukan kegiatan pendidikan pemilih dan pemantauan pemilu dengan lebih dari 141.000 relawan memantau proses pemungutan suara di TPS.
Pada pemilu presiden dan wakil presiden yang dilaksanakan secara langsung untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia pada tahun 2004, JPPR menurunkan 100.000 relawan. Pada pemilihan kepala daerah tahun 2005, JPPR menurunkan relawan sejumlah 66.000 relawan yang tersebar di seluruh propinsi dan kabupaten yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah.
Lembaga-lembaga anggota JPPR yang terlibat dalam program pemantauan Pilkada tahun 2005 ini adalah: Ahimsa, Fahmina, IMM, IRM, ISIS, Lakpesdam NU, Labda Yogyakarta, LAPAR Makasar, LK3 Banjarmasin, LKK NU, LKPMP Makasar, LPBTN, LPP Aisyiyah, MADIA, Majelis DIKTI Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Percik Salatiga, PPSDM UIN, PSAP Pemuda Muhammadiyah, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) dan Kantor Serita Radio 68H Sementara kemitraan dengan Tifa Foundation, JPPR melakukan kerjasama dalam pemantauan di lima daerah pada Pemilu Presiden dan wakil presiden pada tahun 2009 dan pendidikan pemilih di Pemilukada Jakarta. Adapun kemitraan dengan IFES Indonesia adalah advokasi Pemilu untuk penyandang disabilitas 2011-2013 dan program prakarsa pendataan pemilih pada 2012.
Sejarah Berdiri
JPPR lahir di tahun 1998. Awai mulanya adalah lembaga donor yang prihatin melihat kondisi demokrasi indonesia yang tampak represif, dalam cengkraman otoritarian dan miskin kebebasan sipil. Akhirnya mereka, The Asia Foundation melalui budi baik USAID memanggil salah satu pegiat perempuan yang berasal dari Lakpesdam NU, yang saat itu juga menjabat sebagai Ketua, lbu Lilis Nurul Husna, untuk menginisiasi bersama 11 lembaga yang terhimpun dari NU, Muhammadiyah dan LSM untuk mendirikan sebuah jaringan yang berpihak kepada kedaulatan pemilih dengan mempromosikan pemilu damai. Selanjutnya jaringan ini sudah melakukan pemantauan sejak 1999 dengan mampu menghadirkan jumlah 114ribu di seluruh wilayah indonesia. Jumlah yang saat itu sungguh mumpuni ditengah terbatasnya lembaga pemantauan yang ada.
lbu Lilis Nurul Husna, atau biasa kami panggil Teh Lilis, adalah perempuan yg juga skaligus Founder JPPR. Kemudian beliau menjadi Kornas JPPR pertama sejak 1998. Tepat bbrp bulan sebelum Pemilu 1999, beliau mengundurkan diri karna ditunjuk sebagai tim pemenangan salah satu partai politik. Sehingga di tahun 1999, Bapak Hilmy Ali terpilih menjadi Karnas JPPR 1999-2000.
Dalam hasil pantauan JPPR sejak 1999 sudah teridentifikasi bahwa aturan main UU membuka banyaknya ruang celah pelanggaran yang kmudian menunjukkan bahwa parpol, yang dalam hal ini peserta pemilu menjadi “mahkota” dalam penyelanggaraan ajang kontetasi 5 tahunan tersebut. Penyelenggara teknis, Pengawas dan juga DKPP hari2 ini tentu menjadi pihak yang mengalami banyak tantangan utk menyelenggarakan pemilu yang demokratis sesuai dengan amanat UUD 1945.